Metode Mendidik

Artikel Pendidikan

Dalam mendidik anak, memberi nasihat kepada teman, bahkan mengingatkan orang yang berbuat salah, kita diajarkan untuk tetap sopan, lembut, dan penuh kasih.

Bahkan kepada orang selevel Fir’aun saja Allah perintahkan Nabi Musa dan harun untuk mengucapkan kata-kata yang lemah lembut,

Maka bagaimana dengan kita yang akan mendakwahi saudara seiman, keluarga terdekat kita, anak-anak didik kita dan sudara seiman lainnya. pastinya lebih utama lagi untuk menggunakan kata-kata yang lemah lembut dan bijaksana penuh hikmah. Mari kita Renungkan firman Allah Ta’ala:


اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى ْ فَقُولَا لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى

Pergilah kamu berdua kepada fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Makaberbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah-lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. [at-thoha:43-44]

Pelajaran penting yang bisa diambil dari ayat ini antara lain:

  1. Mengutamakan kelembutan dalam berdakwah dan menasihati, bahkan kepada orang yang paling zalim sekalipun.

Fir’aun adalah simbol kezaliman dan kesombongan, namun Allah tetap memerintahkan Musa dan Harun untuk berbicara lemah lembut (qaulan layyinan). Ini menunjukkan bahwa kelembutan adalah metode utama dalam berdakwah dan memberi nasihat, bukan kekerasan atau kata-kata kasar.

  1. Harapan perubahan tetap ada, meski pada orang yang sangat buruk.

Allah berfirman “mudah-mudahan ia ingat atau takut”. Ini mengajarkan kita untuk tetap berharap adanya hidayah bagi siapa pun, jangan cepat berputus asa terhadap orang lain.

  1. Menyesuaikan cara komunikasi dengan kondisi orang yang dinasihati.

Allah mengajarkan untuk memilih cara dan kata yang bijak agar pesan bisa diterima, bukan malah menambah penolakan.

  1. Amanah dakwah adalah tugas mulia meskipun berat.

Allah memerintahkan Musa dan Harun menghadapi Fir’aun yang berkuasa dan kejam. Ini menunjukkan bahwa tanggung jawab dakwah membutuhkan keberanian, keikhlasan, dan kesabaran.

  1. Kelembutan bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan akhlak.

Dalam konteks ini, kelembutan adalah strategi efektif, bukan berarti tunduk atau lemah terhadap kezaliman.

Oleh : Ahmad Taupik, M.Pd

Referensi :

https://tafsirweb.com/5286-surat-thaha-ayat-44.html

https://muslimafiyah.com/aku-bukanlah-musa-dan-engkau-juga-bukanlah-firaun.html

https://almanhaj.or.id/11046-nabi-musa-alaihissallam-mendakwahi-firaun.html